KOMISI VII APRESIASI POSITIF RISTEK DAN UNPAR ATAS PENGEMBANGAN LAHG
Nazarudin Kiemas Anggota Tim Kunker Komisi VII DPR ke Provinsi Kalteng memberikan apresiasi positif terhadap Kementerian Ristek dan Universitas Palangka Raya (Unpar) atas segala inisiatif dan berbagai upaya yang telah dilakukan untuk pengembangan Laboratorium Alam Hutan Gambut (LAHG) di Kereng Bangkirai, Sebangau, Kalteng.
Hal tersebut disampaikan Nazarudin disela-sela pertemuan Tim Kunker Komisi VII dengan Deputi Menristek Bidang Program Riptek Teguh Rahardjo dan Pembantu Rektor III Universitas Palangkaraya Bambang S.Laut tentang pemanfaatan LAHG, di Universitas Palangka Raya, Rabu (10/3)
“Komisi VII akan memfasilitasi LAHG yang selama ini telah dijaga kelestariannya serta menjadi perhatian dunia umumnya, menyangkut Climate Change dan khususnya ketertarikan para peneliti asing, menjadi bagian tersendiri dari taman nasional,” kata Nazarudin.
Sebagai tindak lanjut komitmen tersebut Nazarudin berjanji akan membicarakan LAHG sebagai pusat penelitian bersama Kementerian Ristek.
Pada kesempatan yang sama Pembantu Rektor III Unpar Bambang S.Laut menyatakan bahwa Unpar dicanangkan sebagai Pusat Unggulan bidang Kehutanan, dan secara teknis Unpar menjadi perguruan tinggi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan penekanan pada daerah rawa gambut tropika serta daerah aliran sungai dan lingkungannya untuk mendukung pembangunan daerah dan nasional yang berkelanjutan.
Diakhir sambutannya Bambang mengharapkan dukungan Komisi VII DPR agar LAHG menjadi pusat penelitian Universitas Palangka Raya.
Sedangkan Deputi Menristek Bidang Program Riptek Teguh Rahardjo, mengatakan bahwa untuk mewujudkan LAHG, perlu diadakan konsolidasi serta persiapan terutama internal Unpar khususnya penyiapan SDM lebih lanjut. “Untuk mempercepat hal tersebut telah dilakukan koordinasi antara Dirjen Dikti dengan Kementerian Ristek dengan dukungan melalui program “Re-charging dan Data Sharing”,” katanya.
Teguh mengharapkan dukungan Komisi VII DPR agar LAHG tetap dipertahankan statusnya. “Ada wacana dari pemda untuk menjadikan LAHG menjadi taman nasional,” terangnya.
Dalam peninjauan lapangan ke LAHG, Tim Kunker Komisi VII juga melakukan dialog dengan para peneliti asing di lokasi LAHG dan memberikan apresiasi dan dukungan atas bantuan Ristek dalam mempelancar tugas para peneliti dengan PLTS. Keberadaan PLTS melalui program diseminasi teknologi telah menghemat 50% dari biaya yang dianggarkan untuk pembelian bahan bakar diesel.
Sebagai provinsi terluas ketiga di Indonesia Kalteng memiliki potensi kawasan hutan yang sangat luas yaitu sekitar 10.294.388.72 ha atau sekitar 60,04% dari total luas wilayahnya. Dengan karakteristik vegetasi penutupan lahan yang unik dan khas, hutan Kalteng terbagai dalam empat tipe penyebaran yaitu hutan hujan tropika, hutan rawa tropika, hutan rawa gambut dan hutan mangrove.
Berbagai upaya percobaan telah dilakukan untuk pengembangan kawasan hutan tersebut menjadi hutan bermanfaat. Salah satunya adalah pemanfaatan hutan gambut menjadi pusat penelitian hutan tropis. Namun pemanfaatan potensi lahan gambut tersebut harus benar-benar mencermati semua aspek terutama aspek lingkungan. Karena kita ketahui salah satu fungsi hutan adalah sebagai kantong oksigen dunia dan melakukan fiksasi CO2.
LAHG seluas 50.000 ha adalah satu-satunya laboratorium alam untuk penelitian gambut tropika di Indonesia yang terpelihara dan dimanfaatkan secara intensif sejak tahun 1993 untuk pengembangan IPTEK. Popularitas LAHG telah mengundang banyak perhatian para ilmuwan dan negara maju, keberadaannya betul-betul sebagai referensi dunia tentang gambut tropika dan keanekaragaman hayati.
Ketebalan lapisan gambut di LAHG mencapai 12 meter lebih di daerah kubah yang berjarak 13 kilometer dari tepi sungai Sebangau, LAHG memiliki 318 species flora termasuk 220 jenis pohon, 201 species burung, 40 species reptile, 67 species mamalia dan 65 species ikan. (sc)